• Jl. Raya Ragunan No. 29
  • (021) 780 6202
  • [email protected]
Logo Logo
  • Beranda
  • Profil
    • Overview
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Tugas & Fungsi
    • Pimpinan
    • Satuan Kerja
    • Sumber Daya Manusia
  • Informasi Publik
    • Portal PPID
    • Standar Layanan
      • Maklumat Layanan
      • Waktu dan Biaya Layanan
    • Prosedur Pelayanan
      • Prosedur Permohonan
      • Prosedur Pengajuan Keberatan dan Penyelesaian Sengketa
    • Regulasi
    • Agenda Kegiatan
    • Informasi Berkala
      • LHKPN
      • LHKASN
      • Rencana Strategis
      • DIPA
      • RKAKL/ POK
      • Laporan Kinerja
      • Capaian Kinerja
      • Laporan Keuangan
      • Laporan Realisasi Anggaran
      • Laporan Tahunan
      • Daftar Aset/BMN
    • Informasi Serta Merta
    • Informasi Setiap Saat
      • Daftar Informasi Publik
      • Standar Operasional Prosedur
      • Daftar Informasi Dikecualikan
      • Kerjasama
  • Publikasi
    • Buku
    • Pedum/ Juknis
    • Infografis
  • Reformasi Birokrasi
    • Manajemen Perubahan
    • Deregulasi Kebijakan
    • Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
    • Penataan dan Penguatan Organisasi
    • Penataan Tata Laksana
    • Penataan Sistem Manajemen SDM
    • Penguatan Akuntabilitas
    • Penguatan Pengawasan
  • Kontak

Berita BRMP

Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian

Thumb
1828 dilihat       25 Juni 2024

Teknologi dan Jejaring Petani Milenial Tingkatkan Produktivitas Tani

JAKARTA - Salah satu petani milenial, Jatu mengatakan petani milenial memiliki kelebihan dalam hal adaptasi teknologi dan jejaring yang luas. Dengan berjejaring secara global, petani milenial dapat memperoleh pengetahuan dan teknologi baru yang dapat diterapkan di Indonesia, sehingga meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi pertanian.

Di tengah ancaman krisis pangan yang melanda dunia akibat perubahan iklim, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional. 

“Ketahanan pangan memang sedang menjadi ancaman krisis di setiap negara. Jadi pentingnya peran milenial dan anak-anak muda yang bisa bergerak cepat dan borderless. Jadi kita juga bisa kerja sama bilateral untuk meredam ancaman ketahanan pangan akibat perubahan iklim,” ujar Jatu dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema ‘Ketahanan Pangan di Tangan Petani Milenial', Senin (24/06).

Jatu yang merupakan sarjana pertanian ini mengatakan, problematika pangan tak hanya soal produksi, tetapi juga distribusi dan akses pasar. Hal ini yang menjadi salah satu masalah besar di Indonesia.

"Banyak problem di Indonesia. Kalau misalkan kita impor, direspon negatif. Tapi di negara lain, impor itu penting dalam bisnis pertanian,” ujarnya.

Jatu mengatakan, regenerasi petani merupakan langkah penting, terutama karena banyak anak-anak muda yang memiliki wawasan luas dalam penggunaan teknologi pertanian.

Oleh karena itu, setelah lulus kuliah, ia memutuskan untuk membentuk komunitas yang bergerak di bidang pertanian, yaitu AIO (Agriculture Innovation Organization) di Yogyakarta. Tujuan utama komunitas ini adalah untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh petani.

"Banyak petani di lapangan tidak mengerti bagaimana mengakses pasar, sementara pasar juga tidak memahami kebutuhan dan keinginan petani. Melalui AIO, kami berupaya menjembatani kesenjangan ini dengan mengedukasi petani tentang strategi pemasaran dan memfasilitasi komunikasi antara petani dan pasar," ujarnya.

Menurutnya, petani milenial Indonesia memiliki potensi besar untuk membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Namun, dibandingkan dengan negara lain, upaya pengembangan pertanian di Indonesia dinilai kurang masif.

Di sinilah peran milenial menjadi penting. Dengan kemampuannya bergerak cepat dan berjejaring global, Jatu dan kawan-kawannya membangun kolaborasi bilateral untuk meredam ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim.

"Teman-teman di Indonesia harusnya bersyukur bahwa movement atau regenerasi petani ini sudah selangkah lebih maju untuk membantu pemerintah dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional," kata Jatu.

Jatu juga berharap pemerintah untuk lebih mengoptimalkan program-programnya. Ia menyadari bahwa bantuan pemerintah merupakan hal penting dalam mendorong gerakan masyarakat. "Bantuan itu stimulus, bukan untuk kecanduan," tegasnya.

Lebih jauh Jatu melihat potensi besar Indonesia di sektor pangan dengan tanahnya yang subur dan iklim tropis yang mendukung. Di sisi lain, ia juga prihatin dengan minimnya pemanfaatan teknologi dan kurangnya manuver dalam mengembangkan sektor pertanian dibandingkan negara lain.

Karena itu, generasi petani milenial dan penggunaan teknologi memiliki peran penting dalam memajukan sektor pertanian. Dengan semangat, inovasi, dan kolaborasi, para petani milenial memiliki potensi besar dalam membawa perubahan positif bagi masa depan ketahanan pangan Indonesia dan dunia. (FMB9 - Kominfo)

Prev Next

- Humas BSIP


Pencarian

Berita Terbaru

  • Thumb
    RI Punya 64 Balai Rahasia! Wamentan Sudaryono: Kita Bisa Kuasai Pangan dan Energi Dunia
    12 Mei 2025 - By Humas BSIP
  • Thumb
    Mentan Amran Dampingi Wapres Gibran di NTT, Komitmen All Out Majukan Petani
    08 Mei 2025 - By Humas BSIP
  • Thumb
    Presiden Prabowo Kagum Efektivitas Penggunaan Drone Pertanian, 1 Hari Bisa Tanam 25 Hektare
    28 Apr 2025 - By Humas BSIP
  • Thumb
    Water Management, Salah Satu Kunci untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Padi
    28 Apr 2025 - By Humas BSIP
  • Thumb
    Kesejahteraan Meningkat, Mentan Amran: Petani Bahagia, Harga Kelapa Naik
    17 Apr 2025 - By Humas BSIP

tags

Antisipasi Perubahan Iklim BSIP FMB9 Fadjry Djufry Kepala BSIP Petani Milenial Pompanisasi

Kontak

(021) 780 6202
(021) 780 0644
[email protected]

Jl. Raya Ragunan No. 29
Kel. Jati Padang, Kec. Ps Minggu
Jakarta Selatan - DKI Jakarta
Indonesia
12540
www.brmp.pertanian.go.id

© 2024 - 2025 Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian. All Right Reserved